Pages

Bangladeshi Blog

Sabtu, 20 Agustus 2011

Video Festival Sholawat Grand Final JAWAPOS 2011 v.3

Dengan menyambut ramadhan 2011 ini Jawapos group - suatu perusahaan surat kabar terkenal diindonesia mengadakan festival sholawat dengan salah satu kategori Hadrah. dan pesertanya subhanaallah mencapai ratusan group sholawat dari wilayah jawatimur. dengan seleksi wilayah ada 7 tempat. dengan menghadir 7 juara group. jawara group wilyah itu sendiri berkompetisi di GRAND FINAL JAWAPOS 2011



1. Nurut taibin -NTB (Juara 1) DARI WILAYAH SIDOARJO







untuk mp3nya sebagai berikut : Nurut Taibin - Juara Festival Sholawat JawaPos 2011.mp3



2. Mambaul Ma'arif Group - dari Seleksi Wilayah Surabaya dengan menyisihkan juara bertahan 2010 difestival jawapos tahun kemarin IHYAUT TUROST (ITS)







untuk mp3nya sebagai berikut : Mambaul Ma'arif - Grand Final festival Sholawat Hadrah Jawa POS 2011.mp3



3 As Syibyan - Festival Sholawat Grand Final Jawa Pos 2011

Group ini menjuarai diseleksi Wilayah Sidoarjo 1

namun saat diGrand Final-nya mendapat jawara ke Harapan III - 6











untuk mp3nya sebagai berikut : As Sibyan Group - Grand Final Festival Sholawat Jawa POS 2011.mp3





4. As Salim Group - Surabaya di Grand Festival Sholawat JawaPos 2011

Group ini menjadi jawara di seleksi wilayah surabaya Timur. dan dalam grand final festival JawaPos menjadi Juara Harapan II (Lima)

Dengan lagu sholawatnya

1. Ya Asyiqien

2. Wa rosulallah







untuk mp3nya sebagai berikut : As Salim Group - Grand Final Sholawat Hadroh Jawa POS 2011.mp3



Sabtu, 13 Agustus 2011

Video Festival Sholawat Al Banjari v.2

FESTIVAL SHOLAWAT AL-BANJARI SE JAWATIMUR, yang diselenggarakan oleh IQMA (Ikatan Qori' Qori'ah Mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya) Semoga mendapat pahala yang setimpal dan termasuk pada golongan orang2 yang cinta pada NABI. Terimaksih temen2 ... tetep semangat ... mari sukseskan agenda dies maulidiyah selanjutnya samapai akhir

Barokallahu Alaikum...............

JUARA-JUARA FESTIVAL SHOLAWAT AL-BANJARI SE-JATIM 2011



01. Video dari GRoup Sholawat Nurut thoibin (NTB) - Sidoarjo (Juara I) di Festival IQMA IAIN Sunan Ampel Surabaya 2011





02. Video dari GRoup Sholawat AL MUSTOFA - Tambak Beras Jombang (Juara II) di Festival IQMA IAIN Sunan Ampel Surabaya 2011





03. Video dari GRoup Sholawat Zero Faza - Sidoarjo (Juara III) di Festival IQMA IAIN Sunan Ampel Surabaya 2011





04. Video dari GRoup Sholawat Ihyaut turots - (ITS) Institut Teknologi Sepuluh November (Juara Harapan I) di Festival IQMA IAIN Sunan Ampel Surabaya 2011





05. Video dari GRoup Sholawat As Salim - Sidoarjo (Juara Harapan II) di Festival IQMA IAIN Sunan Ampel Surabaya 2011





berikutnya menyusul ya....

Rabu, 10 Agustus 2011

Video Festival sholawat Al Banjari v.1

Berikut ini Kumpulan Video Festival sholawat Al Banjari yang kami sharing dari Situs penyedia penyimpanan file video. untuk itu kami hanya menampilkan sebagian saja. yakni festival sholawat al banjari di Pondok Pesantren Nurul Huda Malang tahun 2011. berikut video-videonya.



1. Group Sholawat JDFN Universitas Islam Malang di Festival Al Banjari di Pesantren Nurul Huda Malang tahun 2011







2. Group sholawat Fa' Fuannna - Sidoarjo di Festival Al Banjari di Pesantren Nurul Huda Malang tahun 2011







3. Group sholawat Sidogiri Dufuf - Pasuruan di Festival Al Banjari di Pesantren Nurul Huda Malang tahun 2011







4. Group sholawat Asy- Syafa'ah - IQMA IAIN Sunan Ampel Surabaya di Festival Al Banjari di Pesantren Nurul Huda Malang tahun 2011







5. Group sholawat Ihyaut Turost - Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya di Festival Al Banjari di Pesantren Nurul Huda Malang tahun 2011







6. Group sholawat Afroqul Waro' - Jombang di Festival Al Banjari di Pesantren Nurul Huda Malang tahun 2011











Jumat, 05 Agustus 2011

Bukti Imam Syafi'i - BerAqidah Aswaja

Tak henti-hentinya kelompok minoritas ini (wahhaby salafy) memanipulasi ucapan-ucapan para imam Ahlus sunnah wal jama’ah, demi menguatkan ajaran menyimpang yang mereka bawa, mereka berani memutar balikkan fakta dari yang sebenarnya, membuat ucapan palsu da...n dusta atas nama para imam Ahlus sunnah waljama'ah.

Tak luput dari perbuatan kotor mereka, imam Syafi’i pun menjadi sasaran TALBIS mereka. Mereka (wahhaby salafy) mengatakan bahwa Imam Syafi’I saja berkeyakinan bahwa Allah itu berada di atas Arsy di dalam langitnya, berikut dalil palsu mereka :

Di dalam kitab Mukhtashor Al-‘ulwi halaman : 176, juga terdapat dalam ucapan Ibnu Al-Qoyyim dalam bab Ijtima’ul juyusy, disebutkan berikut ini :


" روى شيخ الإسلام أبو الحسن الهكاري ، والحافظ أبو محمد المقدسي بإسنادهم إلى أبي ثور وأبي شعيب كلاهما عن الإمام محمد بن إدريس الشافعي ناصر الحديث رحمه الله قال: القول في السنة التي أنا عليها ورأيت أصحابنا عليها أهل الحديث الذين رأيتهم وأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الاقرار بالشهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله ، وأن الله تعالى على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وأن الله ينزل إلى السماء الدنيا كيف شاء "



“ Syaikhul Islam Abu Hasan Al-Hakary meriwayatkan dan Al-Hafidz Abu Muhammad Al-Muqoddasi dengan isnad mereka kepada Abu Tsaur dan Abu Syu’aib, keduanya dari imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’I, Nashirul hadits Rh, beliau berkata “ Pendapat di dalam sunnah yang aku pegang dan juga para sahabatku dari Ahli hadits yang telah aku saksikan dan aku ambil dari mereka seperti Sufyan, Malik dan selain keduanya adalah pengakuan dengan syahadah bahwa tiada Tuhan selain Allah Swt, Muhammad adalah utusan Allah dan sesungguhnya Allah Swt di atas Arsy-Nya di dalam langit-Nya yang mendekat kepada makhluk-Nya kapan saja DIA kehendaki, dan sesungguhnya Allah turun ke langit dunia kapan saja DIA kehendaki “.

JAWABAN :

Benarkah ini ucapan dan pendapat imam Syafi’i ??? di sini kita akan membongkar kebusukan dan penipuan mereka atas nama imam Syafi’i.



Dari sisi sanad :

1. Al-Hafidz Adz-Dzahaby di dalam kitabnya MIZAN AL-I’TIDAL juz : 3 halaman : 112 berkata :

أبي الحسن الهكاري : أحد الكذابين الوضاعين

“ Abu Al-Hasan Al-Hakkari adalah salah satu orang yang suka berdusta dan sering memalsukan ucapan “


2. Abul Al-Qosim bin Asakir juga berkata :

قال أبو القاسم بن عساكر : لم يكن موثوقاً به

“ Dia (Abu Al-Hasan) orang yang tidak dapat dipercaya “


3. Ibnu Najjar berkata :

وقال ابن النجار : متهم بوضع الحديث وتركيب الأسانيد

“ Dia dicurigai memalsukan hadits dan menyusun-nysun sanad “

Al-Hafidz Ibnu Hajar di dalam kitab LISAN AL-MIZAN juz : 4 halaman : 159 berkata :

وكان الغالب على حديثه الغرائب والمنكرات ، وفي حديثه أشياء موضوعة

“ Kebanyakan hadits yg diriwayatkannya adalah ghorib dan mungkar dan juga terdapat hadits-hadits palsunya “.



4. Ibrahim bin Muhammad Ibn Sibth bin Al-Ajami di di dalam kitabnya Al-Kasyfu Al-Hatsits juz ; 1 halaman : 184 :

وهو كذاب وضاع

“ Dia adalah seorag yang suaka berdusta dan suka memalsukan hadits “

Dari sisi tarikh / sejarah :

Mereka (wahhaby salafy) mengaku atsar tersebut diriwayatkan oleh Abu Syu’aib dari imam Syafi’i. Benarkah ??

Ini sebuah kedustaan yang nyata karena di dalam kitab-kitab tarikh / sejarah bahwasanya Abu Syu’aib ini dilahirkan dua tahun setelah wafatnya imam Syafi’i, sebagaimana disebutkan dalam kitab TARIKH AL-BAGHDADI juz : 9 halaman : 436.



Sekarang bagaimanakah aqidah imam syafi’i yang sebenarnya tentang Istiwa Allah Swt ?



Berikut ini ucapan-ucapan imam Syafi’i yang kami nukil dari kitab-kitab yang mu’tabar dan dari riwayat-riwayat yang tsiqoh :

1 Ketika imam Syafi’I ditanya tentang makna ISTIWA dalam al-Quran beliau menjawab :

“ ءامنت بلا تشبيه وصدقت بلا تمثيل واتهمت نفسي في الإدراك وأمسكت عن الخوض فيه كل الإمساك”

ذكره الإمام أحمد الرفاعي في ( البرهان المؤيد) (ص 24) والإمام تقي الدين الحصني في (دفع شبه من شبه وتمرد ) (ص 18) وغيرهما كثير.



“ Aku mengimani istiwa Allah tanpa memberi perumpamaan dan aku membenarkannya tanpa member permisalan, dan aku mengkhawatirkan nafsuku di dalam memahaminya dan aku mencegah diriku dari memperdalam persoalan ini dengan sebenar-benarnya pencegahan “



Ini telah disebutkan oleh imam Ahmad Ar-Rifa’i di dalam kitab “ Al-Burhan Al-Muayyad “ (Bukti yang kuat) halaman ; 24.

Juga telah disebutkan oleh imam Taqiyyuddin Al-Hishni di dalam kitab Daf’u syibhi man syabbaha wa tamarroda halaman : 18. Di dalam kitab ini juga pada halaman ke 56 disebutkan bahwa imam Syafi’I berkata :

ءامنت بما جاء عن الله على مراد الله وبما جاء عن رسول الله على مراد رسول الله

“ Aku beriman dengan apa yang dating dari Allah Swt atas menurut maksud Allah Swt, dan beriman dengan apa yang dating dari Rasulullah Saw menurut maksud Rasulullah Saw “.



Syaikh Salamah Al-Azaami dan selainnya mengomentari ucapan imam syafi’I tsb :

ومعناه لا على ما قد تذهب إليه الأوهام والظنون من المعاني الحسية والجسمية التي لا تجوز في حق الله تعالى.



“ Maknanya adalah bukan seperti yang terlitas oleh pikiran dan persangkaan dari makna fisik dan jisim yang tidak boleh bagi haq Allah Swt “

Dan masih banyak lagi yang lainnya.



2. Ketika imam Syafi’i ditanya tentang sifat Allah Swt, beliau menjawab :

حرام على العقول أن تمثل الله تعالى وعلى الأوهام أن تحد وعلى الظنون أن تقطع وعلى النفوس أن تفكر وعلى الضمائر أن تعمق وعلى الخواطر أن تحيط إلا ما وصف به نفسه – أي الله – على لسان نبيه صلى الله عليه وسلم

ذكره الشيخ ابن جهبل في رسالته انظر طبقات الشافعية الكبرى ج 9/40 في نفي الجهة عن الله التي رد فيها على ابن تيمية.



“ Haram bagi akal untuk menyerupakan Allah Swt, haram bagi pemikiran untuk membatasi Allah Swt, haram bagi persangkaan untuk memutusi Allah Swt, haram bagi jiwa untuk bertafakkur, haram bagi hati untuk memperdalam sifat Allah, haram bagi lintasan hati untuk membatasi Allah, kecuali apa yang telah Allah sifati sendiri atas lisan nabi-Nya Muhammad Saw “.



(Telah disebutkan oleh syaikh Ibnu Jahbal di dalam Risalahnya, lihatlah Thobaqot Asy-Syafi’iyyah Al-Kubra juz : 9 halaman : 40 tentang menafikan arah dari Allah Swt sebagai bantahan atas Ibnu Taimiyyah)



3. Di dalam kitab Ittihaafus saadatil muttaqin juz : 2 halaman ; 24, imam Syafi’I berkata :



إنه تعالى كان ولا مكان فخلق المكان وهو على صفة الأزلية كما كان قبل خلقه المكانَ لا يجوز عليه التغييرُ في ذاته ولا التبديل في صفاته"

“ Sesungguhnya Allah Ta’ala ada dan tanpa tempat, lalu Allah menciptakan tempat sedangkan Allah masih atas sifat azaliyah-Nya sebagaimana wujud-Nya sebelum menciptakan tempat. Mustahil bagi Allah perubahan di dalam Dzat-Nya dan juga pergantian di dalam sifat-sifat-Nya “.



4. Di dalam kitab Syarh Al-Fiqhu Al-Akbar halaman : 52, imam Syafi’I berkata yang merupakan keseluruhan pendapat beliau tentang Tauhid :



من انتهض لمعرفة مدبره فانتهى إلى موجود ينتهي إليه فكره فهو مشبه وإن اطمأن إلى العدم الصرف فهو معطل وإن اطمأن لموجود واعترف بالعجز عن إدراكه فهو موحد



“ Barangsiapa yang bergerak untuk mengetahui Allah Sang Maha Pengatur-Nya hingga pikirannya sampai pada hal yang wujud, maka ia adalah musyabbih (orang yang menyerupakan Allah dgn makhluq). Dan jika ia merasa tenang dengan suatu hal yang tiada, maka ia adalah mu’aththil (meniadakan sifat Allah Swt). Dan jika ia merasa tenang pada kwujudan Allah Swt dan mengakui ketidak mampuan untuk memahaminya, maka ia adalah muwahhid (orang yang mengesakan Allah Swt) “.



Sungguh imam Syafi’I begitu jeli dan luas pemahamannya akan hal ini, beliau sungguh telah mengambil dari ayat-ayat Allah Swt dalam Al-Quran :



- {لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىءٌ } [سورة الشورى]

“ Tidak ada sesuatu apapun yang menyerupai Allah “

- فَلاَ تَضْرِبُواْ لِلّهِ الأَمْثَالَ } [سورة النحل]

“ Janganlah kalian membuat perumpamaan-perumpoamaan bagi Allah Swt “

- :{هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا } [سورة مريم]

“ Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia ? “



Semua ini membuktikan bahwa imam Syafi’I Ra mensucikan Allah Swt dan sifat-sifat-Nya dari apa yang terlintas dalam pikiran berupa makna-makna jisim / fisik seperti duduk, dibatasi dengan arah, tempat, gerakan dan diam serta yang semisalnya dan inilah aqidah Ahlus sunnah wal jama’ah.

Ibnu Abdillah Al-Katibiy

Selasa, 02 Agustus 2011

Album Ifroh ya Albi - Anaasidusshofa Group


Dibulan ramadhan yang penuh berkah ini, kami tetap meluangkan waktu untuk memenuhi harapan dari pecinta sholawat rosullullah. Dalam kesempatan yang terbatas ini tampillah album sholawat dari pondok pesantren nurul kholil- bangkalan dengan judul Ifroh Ya Albi, Hampir sama dengan album-album sholawat yang telah dikeluarkan group sholawat ini yakni Shoalwat modern. selain itu ada beberapa syair yang berbahasa madura, tentunya kami belum bisa karna saya asli sragen, jawa tengah.
Berikut ini daftar lagu dan link-nya :
01. Anaasidusshofa{Ifra Ya Albi} - Ifra Ya Albi.mp3
02. Anaasidusshofa{Ifra Ya Albi} - Mustahil Lansa.mp3
03. Anaasidusshofa{Ifra Ya Albi} - Arruqban.mp3
04. Anaasidusshofa{Ifra Ya Albi} - Ya Robbi Sholly.mp3
05. Anaasidusshofa{Ifra Ya Albi} - Dauni.mp3
06. Anaasidusshofa{Ifra Ya Albi} - Ya Allah Ridha.mp3
07. Anaasidusshofa{Ifra Ya Albi} - Suramadu.mp3
08. Anaasidusshofa{Ifra Ya Albi} - Ahwal Habiba.mp3
09. Anaasidusshofa{Ifra Ya Albi} - Aisya.mp3
10. Anaasidusshofa{Ifra Ya Albi} - Mat Tauah Sogi.mp3
11. Anaasidusshofa{Ifra Ya Albi} - Laaila Ha Ilallah.mp3
12. Anaasidusshofa{Ifra Ya Albi} - Allahumma Shalli.mp3

Demikian sedikit informasi ini semoga bermanfaat.

Senin, 01 Agustus 2011

Dalil - Dalil Tawasul

a. Tawassul dengan Rsulullah SAW. waktu masih hidup dan setelah wafat
a.1. Firman Allah dalam surat An-Nisa’ayat .64:
Artinya:
“Walaupun sesungguhnya mereka telah berbuat dhalim terhadap diri mereka,kemudian mereka datang kepadamu(Muhammad),mereka meminta ampun kepada Allah dan Rasul memintakan ampun untuk mereka,pasti mereka menjumpai Allah Maha pengampun dan Maha penyayang “.
Dalam ayat ini jelas bahwa Allah mengampuni dosa-dosa orang yang dhalim, di samping do’a mereka tetapi ada wasilah do’anya Rasulullah.SAW.
a.2. Dalam tafsir Ibnu Katsir jus.1.hal.520:

Artinya:
“Berkata al-Imam al-Hafidz As-syekh Imaduddin Ibnu Katsir; menyebutkan segolongan ulama’ diantaranya As-Syhekh Abu Manshur As-Shibagh dalam kitabnya As-Syaamil dari al-Ataby, berkata: saya duduk di kuburan Nabi SAW., maka datanglah seorang Badui dan ia berkata: Assalamu ‘Alaikum yaa Rasulullah! Saya telah mendengar Allah berfirman; walaupun sesungguhnnya mereka telah berbuat dhalim terhadap diri mereka kemudian datang kepadamu dan mereka meminta ampun kepada Allah, dan Rasul memintakan ampun untuk mereka, mereka pasti mendapatkan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang; dan saya telah datang kepadamu (ke kuburan Rasulullah) dengan meminta ampun akan dosaku dan memohon syafa'at dengan wasilahmu (Nabi) kepada ALlah; kemudian ia membaca syair memuji Rasulullah, kemudian orang Badui tadi pergi, maka saya ketiduran dan melihat Rasulullah dalam tidur saya, beliau bersabda: Wahai Ataby temuilah orang Badui tadi sampaikan kabar gembira bahwa Allah telah mengampuni dosanya”.
Dalam riwayat di atas jelas bahwa Ataby diampuni dosanya dengan tawassul kepada Nabi yang telah wafat.


Riwayat di atas diriwayatkan oleh al-Imam Nawawi dalam kitabnya:

Dan diriwayatkan pula oleh Abu Muhammad Ibnu Quddamah dalam kitabnya al-Mughni juz III hal 556.
Yang jelas riwayat al-Ataby ini banyak sekali diriwayatkan oleh para Ulama’ terkemuka.

b. Tawassul dengan Sahabat
b.1. Dalam kitab Riyadlus-Shalihin bab. Wadaais-shahib hal 275 hadits no. 3. Rasulullah SAW. bertawassul supaya Umar jangan lupa untuk menyertakan Rasulullah dalam segala do’anya di Mekkah ketika umrah.

Artinya:
“Dari sahabat Umar Ibnul Khatab r.a berkata: saya meminta izin kepada Nabi SAW. untuk melakukan ibadah umrah, kemudian Nabi mengizinkan saya dan Rasulullah SAW. bersabda; wahai saudaraku! Jangan kau lupakan kami dalam do’amu; Umar berkata: suatu kalimat yang bagi saya lebih senang dari pada mendapat kekayaan dunia. Dalam riwayat lain; Rasulullah SAW. bersabda: sertakanlah kami dalam do’amu”. (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tarmidzi).
Dan masih banyak lagi dalil-dalil tawassul namun kami cukupkan apa yang telah kami sebutkan di atas. Dalam hadits di atas, Rasulullah meminta kepada Sayyidina Umar untuk menyertakan Rasulullah dalam do’anya Sayyidina Umar selama di Makkah, padahal kalau Rasulullah berdo’a sendiri tentu lebih diterima, tetapi beliau masih meminta do’a kepada Sayyidina Umar.
b.2. Dalam kitab Sahhihul Bukhari jilid I hal 179.
Sayyidina Umar Ibnu Khattabh bertawassul dengan Rasulullah dan Sayyidina Abbas ketika musim penceklik:

Artinya:
“Dari sahabat Anas; bahwasannya Umar Ibnu Khattabh r.a. apabila dalam keadaan paceklik (kekeringan) ia mohon hujan dengan wasilah Sayyidina Abbas Ibnu Abdil Muthalib, maka berdo’a Sayyidina Umar: Yaa Allah sesungguhnya kami bertawassul kepada Engkau dengan wasilah Nabi kami kemudian Engkau telah menurunkan hujan kepada kami, dan sesungguhnya kami sekarang bertawassul kepada Engkau dengan wasilah paman Nabi kami (S.Abbas) maka berilah kami hujan, berkata S. Umar kemudian diturunkan hujan”.
(Diriwayatkan oleh Bukhari).

c. Tawassul dengan para Ambiya’ dan Shalihin
Dalam kitab al-Kabiir wal Awsath al-Imam Thabrani; meriwayatkan sejarah Fathimah binti Asad Ibnu S.Ali bin Abi Thalib ketika wafat. Rasulullah SAW. yang menggali kuburan dan membuang tanahnya dengan tangan beliau. Maka tatkala selesai, Rasulullah masuk ke kubur tadi dan berbaring sambil berdo’a:

Artinya:
“Allah yang menghidupkan dan yang mematikan dan Dia yang hidup tidak mati; Ampunilah! untuk ibu saya Fathimah binti Asad dan ajarkanlah kepadanya hujjah (jawaban ketika ditanya malaikat) kepadanya dan luaskan kuburnya dengan wasilah kebenaran Nabimu dan kebenaran para Anbiya’ sebelum saya, sesungguhnya Engkau Maha Pengasih dan Rasulullah takbir empat kali dan mereka memasukkan ke dalam kubur ia (Rasulullah), S. Abbas dan S. Abu Bakar As-Shaddiq r.a.” (Diriwayatkan oleh Thabrani).
Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Hibban dan Hakim dari sahabat Anas. Dan diriwayatkan pula Ibnu Abi Syaibah dari sahabat Jabir, dan meriwayatkan pula Ibnu Abdul barr sahabat Ibnu Abbas.
KESIMPULAN:
1. Bertawassul dengan berdo’a dan mempergunakan wasilah, baik dengan iman, amal shaleh dan dengan orang-orang yang dekat kepada Allah SWT. jelas tidak disalahkan oleh agama bahkan yang dibenarkan.
2. Bertawassul bukan berarti kita meminta kepada yang kita jadikan wasilah, tetapi kita memohon agar yang kita jadikan wasilah memberikan keberkahan untuk diterima do’a kita. Bertawassul dengan wasilah yang disenangi Allah, atau berdo’a dengan menyebut sesuatu yang disenangi oleh Allah, tentu Allah akan menyenangi kita, dan meridlainya. Maka apa yang disenangi Allah kita sebut dalam do’a kita.
3. Bertawassul dengan orang-orang yang dekat kepada Allah seperti para Anbiya’, para Rasul dan para Shalihin, bukan berarti kita minta kepada mereka, tetapi kita mohon agar mereka ikut memohon kepada Allah agar permohonan kita diterima oleh Allah SWT. Seluruhnya adalah hak Allah:
Dalam Al Quran
“Tiada ada yang mencegah kalau Allah mau memberi, dan tidak ada yang bisa memberi kalau Allah mencegahnya”.

Artinya:
“Katakanlah Dia Allah Yang Maha Esa dan Allah tempat meminta”.
4. Tawassul kepada orang mati sama dengan tawassul kepada orang hidup, karena yang rusak adalah jasadnya, adapun rohnya tetap hidup di alam barzah. Dia putus amalnya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk orang lain tidak ada dalil yang melarang. Contoh: Kita berziarah ke kubur orang tua, ketika mendo’akan kedua orang tua kita;

Artinya:
“Yaa Allah! Ampunilah aku dan ampunilah kedua orang tuaku, dan kasihanilah kedua orang tuaku sebagaimana kedua orang tuaku mengasihani aku waktu kecil”.
Tidak ada ayat al-Qur’an dan Hadits Rasulullah yang melarang orang tua kita di alam barzah untuk mendo’akan anak cucunya. Tentu setelah mereka mendapatkan do’a dari kita, tidak mustahil mereka di alam barzah berdo’a; Ya Allah selamatkan anak kami di dunia dan seterusnya.
Adapun diterima atau tidak, bukan urusan kita, karena itu semua hak