Pages

Bangladeshi Blog

Kamis, 31 Mei 2007

Keagungan Rosulullah

Keagungan Rosulullah
Allah Ta`ala berfirman, “Dan sesungguhnya engkau (Yaa Muhammad ) memiliki Akhlaq yang luhur.”

Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan Akhlaq.” Dan sabdanya SAW, “Aku dididik adab oleh Allah maka baguslah adabku.”

Rasulullah memiliki adab dan akhlaq yang mulia. Bahkan akhlaq beliau adalah sumber dari segala kemuliaan. Dikatakan “Tidaklah ada akhlaq yang terpuji yang dimiliki manusia kecuali bersumber dari Rasulullah SAW sebaik baik wujud.” (Habib Ali Habsy simthud durar)

Apa sajakah akahlak Rasulullah? Sifat sabar SAW, zuhud, rahmat, tawadhu`, murah hati, khusyu`, haibah, dan lain-lain yang tak mampu disebutkan oleh orang orang yang hendak memujinya.

“Sungguh aku telah berusaha memuji seorang Rasul yang sifat-sifat nya menghidupkan hati dan menggetarkan sanubari. Sedangkan Allah Ta`ala telah memuji beliau. Maka apalah arti pujian kita dibanding dengan pujian-Nya Ta`ala. Aakan tetapi rasa cinta di sanubari telah memanggilku untuk memuji Hamba pilihan Allah Ta`ala.” (Dhiyaau laami` )

“Sesungguhnya kemuliaan Rasulullah SAW tidak ada batasnya dan sulit untuk diibaratkan dengan kalimat dari mulut.” (Burdah )

“Wahai bulan purnama yang memiliki segala kesempurnaan. Dapatkah kata-kata mengibaratkan tentang ketinggianmu?” (Ad Diiba`i)

“Kulihat semua pujian tentang Nabi SAW muqosshir (kurang) walaupun mereka telah memanjangkan pujiannya. Apabila Allah telah memujinya dengan keahlian-Nya, maka apalah bandingannya dengan pujian manusia.” (Ibn Al Faaridh)

Memuliakan Wanita

Memuliakan Wanita
Rabi’ bin Khaitsam adalah seorang pemuda yang terkenal ahli ibadah dan tidak mau mendekati tempat maksiat sedikit pun. Jika berjalan pandangannya teduh tertunduk. Meskipun masih muda, kesungguhan Rabi’ dalam beribadah telah diakui oleh banyak ulama dan ditulis dalam banyak kitab. Imam Abdurrahman bin Ajlan meriwayatkan bahwa Rabi’ bin Khaitsam pernah shalat tahajjud dengan membaca surat Al Jatsiyah. Ketika sampai pada ayat keduapuluh satu, ia menangis. Ayat itu artinya, ” Apakah orang-orang yang membuat kejahatan (dosa) itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka sama dengan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka. Amat buruklah apa yang mereka sangka itu! “

Seluruh jiwa Rabi’ larut dalam penghayatan ayat itu. Kehidupan dan kematian orang berbuat maksiat dengan orang yang mengerjakan amal shaleh itu tidak sama! Rabi’ terus menangis sesenggukan dalam shalatnya. Ia mengulang-ngulang ayat itu sampai terbit fajar.

Kesalehan Rabi’ sering dijadikan teladan. Ibu-ibu dan orang tua sering menjadikan Rabi’ sebagai profil pemuda alim yang harus dicontoh oleh anak-anak mereka. Memang selain ahli ibadah, Rabi’ juga ramah. Wajahnya tenang dan murah senyum kepada sesama.

Namun tidak semua orang suka dengan Rabi’. Ada sekelompok orang ahli maksiat yang tidak suka dengan kezuhudan Rabi’. Sekelompok orang itu ingin menghancurkan Rabi’. Mereka ingin mempermalukan Rabi’ dalam lembah kenistaan. Mereka tidak menempuh jalur kekerasan, tapi dengan cara yang halus dan licik. Ada lagi sekelompok orang yang ingin menguji sampai sejauh mana ketangguhan iman Rabi’.

Dua kelompok orang itu bersekutu. Mereka menyewa seorang wanita yang sangat cantik rupanya. Warna kulit dan bentuk tubuhnya mempesona. Mereka memerintahkan wanita itu untuk menggoda Rabi’ agar bisa jatuh dalam lembah kenistaan. Jika wanita cantik itu bisa menaklukkan Rabi’, maka ia akan mendapatkan upah yang sangat tinggi, sampai seribu dirham. Wanita itu begitu bersemangat dan yakin akan bisa membuat Rabi’ takluk pada pesona kecantikannya.

Tatkala malam datang, rencana jahat itu benar-benar dilaksanakan. Wanita itu berdandan sesempurna mungkin. Bulu-bulu matanya dibuat sedemikian lentiknya. Bibirnya merah basah. Ia memilih pakaian sutera yang terindah dan memakai wewangian yang merangsang. Setelah dirasa siap, ia mendatangi rumah Rabi’ bin Khaitsam. Ia duduk di depan pintu rumah menunggu Rabi’ bin Khaitsam datang dari masjid.

Suasana begitu sepi dan lenggang. Tak lama kemudian Rabi’ datang. Wanita itu sudah siap dengan tipu dayanya. Mula-mula ia menutupi wajahnya dan keindahan pakaiannya dengan kain hitam. Ia menyapa Rabi’,

” Assalaamu’alaikum, apakah Anda punya setetes air penawar dahaga? ” ” Wa’alaikumussalam. Insya Allah ada. Tunggu sebentar.” Jawab Rabi’ tenang sambil membuka pintu rumahnya. Ia lalu bergegas ke belakang mengambil air. Sejurus kemudian ia telah kembali dengan membawa secangkir air dan memberikannya pada wanita bercadar hitam.

” Bolehkah aku masuk dan duduk sebentar untuk minum. Aku tak terbiasa minum dengan berdiri.” Kata wanita itu sambil memegang cangkir. Rabi’ agak ragu, namun mempersilahkan juga setelah membuka jendela dan pintu lebar-lebar. Wanita itu lalu duduk dan minum. Usai minum wanita itu berdiri. Ia beranjak ke pintu dan menutup pintu. Sambil menyandarkan tubuhnya ke daun pintu ia membuka cadar dan kain hitam yang menutupi tubuhnya. Ia lalu merayu Rabi’ dengan kecantikannya.

Rabi’ bin Khaitsam terkejut, namun itu tak berlangsung lama. Dengan tenang dan suara berwibawa ia berkata kepada wanita itu, ” Wahai saudari, Allah berfirman, ” Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya. ” Allah yang Maha pemurah telah menciptakan dirimu dalam bentuk yang terbaik. Apakah setelah itu kau ingin Dia melemparkanmu ke tempat yang paling rendah dan hina, yaitu neraka?!

” Saudariku, seandainya saat ini Allah menurunkan penyakit kusta padamu. Kulit dan tubuhmu penuh borok busuk. Kecantikanmu hilang. Orang-orang jijik melihatmu. Apakah kau juga masih berani bertingkah seperti ini ?!

” Saudariku, seandainya saat ini malaikat maut datang menjemputmu, apakah kau sudah siap? Apakah kau rela pada dirimu sendiri menghadap Allah dengan keadaanmu seperti ini? Apa yang akan kau katakan kepada malakaikat munkar dan nakir di kubur? Apakah kau yakin kau bisa mempertanggungjawabkan apa
yang kau lakukan saat ini pada Allah di padang mahsyar kelak?! “

Suara Rabi’ yang mengalir di relung jiwa yang penuh cahaya iman itu menembus hati dan nurani wanita itu. Mendengar perkataan Rabi’ mukanya menjadi pucat pasi. Tubuhnya bergetar hebat. Air matanya meleleh. Ia langsung memakai kembali kain hitam dan cadarnya. Lalu keluar dari rumah Rabi’ dipenuhi rasa takut kepada Allah swt. Perkataan Rabi’ itu terus terngiang di telinganya dan menggedor dinding batinnya, sampai akhirnya jatuh pingsan di tengah jalan. Sejak itu ia bertobat dan berubah menjadi wanita ahli ibadah.

Orang-orang yang hendak memfitnah dan mempermalukan Rabi’ kaget mendengar wanita itu bertobat. Mereka mengatakan, ” Malaikat apa yang menemani Rabi’. Kita ingin menyeret Rabi’ berbuat maksiat dengan wanita cantik itu, ternyata justru Rabi’ yang membuat wanita itu bertobat! “

Rasa takut kepada Allah yang tertancap dalam hati wanita itu sedemikian dahsyatnya. Berbulan-bulan ia terus beribadah dan mengiba ampunan dan belas kasih Allah swt. Ia tidak memikirkan apa-apa kecuali nasibnya di akhirat. Ia terus shalat, bertasbih, berzikir dan puasa. Hingga akhirnya wanita itu wafat dalam keadaan sujud menghadap kiblat. Tubuhnya kurus kering kerontang seperti batang korma terbakar di tengah padang pasir.

Sumber : Buku ” Di Atas Sajadah Cinta. Kisah-Kisah Teladan Islami Peneguh Iman dan Penenteram Jiwa - Habiburrahman El Shirazy “

Istighotsah

"Itighotsah" dalam bahasa Arab berarti “meminta pertolongan”. Istilah istighotsah terdapat dalam wiridan para anggota jama’ah thoriqoh (atau biasa dilafadkan dalam bahasa Indonesia menjadi tarekat) yang berbunyi: “Ya Hayyu ya Qoyyum birohmatika astaghits..!” Wahai Dzat Yang Mahahidup dan dan Yang Tidak Butuh Pertolongan, berilah pertolongan kepadaku..! Di negara-negara Arab kalau pun kata istighotsah dipakai sebagai satu peristilahan maka itu berarti doa khusus saja yang ucapkan oleh seorang tokoh.

Di Indonesia istighotsah diartikan sebagai dzikir atau wiridan yang dilakukan secara bersama-sama dan biasanya di tempat-tempat terbuka untuk mendapatkan petunjuk dan pertolongan dari Allah SWT. Sementara doa-doa yang diucapkan pada saat istighotsah adalah doa-doa atau bacaan yang khas diamalkan dalam jama’ah thoriqoh, meski kadang ada beberapa penambahan doa.

Pertama-tama para jama’ah istighotsah membaca surat pertama dalam Al-Qur’an yakni Al-Fatihah sebagai pembuka segala kegiatan yang baik. Selanjutnya jama’ah membaca doa-doa berikut:
1. Istighfar (astagfirullahal adzim) meminta ampun kepada Allah
2. Hauqolah (la haula wala quwwata illa billahil aliyyil adzim) meminta kekuatan kepada Allah
3. Sholawat atau doa untuk Nabi Muhammad SAW dan keluarganya
4. Lafadz tahlil panjang yang berbunyi “La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzolimin” sebagai pengakuan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa hamba yang sedang berdoa telah melakukan perbuatan dzolim.
5. Memuji asma Allah dengan lafadz “Ya Allah ya Qodim, ya Sami’u ya Basyir, ya Mubdi’u ya Kholiq, ya Hafidz ya Nasir ya Wakilu ya Allah, ya Lathif”
6. Kemudian bacaan istighotsah “Ya Hayyu ya Qoyyum birohmatika astaghits”

Jumlah bacaan bisa bermacam-macam antara 1, 3, 7, 33, 100, atau 1000 tergantung sang pemimpin jama’ah istigotsah. Setelah itu dilanjutkan dengan membaca surat Yasin dan dilanjutkan dengan tahlil untuk mendoakan para orang tua, guru, sesepuh, anak, dan saudara yang telah menghadap Sang Kholiq.

Jauh-jauh hari, jama’ah thoriqoh mengamalkan doa-doa tersebut pada waktu-waktu tertentu di ruangan tertutup seperti masjid, langgar dan musholla dengan penuh kekhusu’an dan dipimpin oleh guru tarekat (mursyid).

Pada akir tahun 1990-an para kiai Nahdlatul Ulama berinisiatif mengajak umat Islam dan bangsa Indonesia untuk berdoa, meminta pertolongan kepada Allah, secara bersama-sama di tempat terbuka. Saat itu Indonesia diperkirakan kiai telah dan akan memasuki bencana besar, maka berbagai elemen bangsa harus berdoa bersama-sama untuk keselamatan bangsa Indonesia.

Istighatsah kini menjadi istilah umum untuk dzikir yang dihadiri oleh banyak orang dan dilakukan di tempat-tempat umum. Istighotsah juga diisi dengan ceramah agama (mau'idzatul hasanah) kemudian ditutup dengan pembacaan doa pamungkas yang dipimpin oleh para ulama secara bergantian.

Dasar Hukum "Istighotsah"
Dialog Allah SWT dan Malaikat tentang Orang-Orang yang Berdzikir dan Berdoa
Suatu hari, Rasulullah menyampaikan berita kepada sahabat tentang adanya malaikat yang selalu berkeliling di jalan-jalan, berkeliling di muka bumi, untuk mencari orang yang selalu berdzikir, mencari majelis-majelis yang berdzikir. Jika malaikat itu menemukan apa yang dicari, maka dia akan berseru kepada malaikat lainnya, “Kemarilah, inilah hajat kalian!”
Lalu para malaikat itu mengelilingi kaum yang sedang berdzikir tersebut, ikut duduk bersama mereka, dengan membentangkan sayap-sayap mereka sampai ke atas langit dunia. Jika orang-orang yang berdzikir tadi selesai melakukan dzikirnya, para malaikat naik ke langit. Pada saat itu Rabb bertanya kepada malaikat – dan Dia Lebih Mengetahui – :
“Apa yang dikatakan hamba-hamba-Ku?”
“Mereka bertasbih kepada-Mu, bertakbir, bertahmid, dan mengagungkan-Mu” jawab para malaikat.
“Apakah mereka melihat-Ku?” Allah SWT bertanya lagi.
Malaikat: “Tidak, demi Allah, mereka tidak melihat-Mu!”
Allah SWT: “Apa yang mereka minta?”
Malaikat: “Mereka meminta Surga kepada-Mu.”
Allah SWT: “Apakah mereka pernah melihatnya?”
Malaikat: “Tidak wahai Rabb, mereka belum pernah melihatnya!”
Allah SWT: “Lantas bagaimana jika mereka melihatnya?”
Malaikat: “Andaikan mereka melihatnya, niscaya mereka akan lebih sangat mendambakannya, lebih sangat menginginkannya, dan lebih senang kepadanya!”
Allah SWT: “Lalu dari apa mereka meminta perlindungan?”
Malaikat: “Mereka meminta perlindungan dari Neraka.”
Allah SWT: “Apakah mereka pernah melihatnya?”
Malaikat: “Tidak, demi Allah, mereka belum pernah melihatnya.”
Allah SWT: “Bagaimana seandainya mereka melihatnya?”
Malaikat: “Seandainya mereka pernah melihatnya, tentu mereka lebih menjauh daripadanya dan lebih takut daripadanya.”
Lalu Allah SWT berfirman, “Saksikanlah oleh kalian bahwa Aku telah mengampuni untuk mereka.”
Salah satu dari malaikat pun berkata, “Wahai Rabb, di tengah-tengah mereka ada seseorang yang bukan dari golongan mereka. Orang itu datang untuk suatu kepentingan (bukan untuk berdzikir)!”
Allah SWT menanggapinya, “Mereka itu adalah kelompok orang yang tidak akan celaka, siapa pun yang ikut duduk dengan mereka!”
___
Maraji’: Hadits Riwayat Bukhari – Muslim. Diriwayatkan juga dari Abu Hurairah.

Shalat Tsubutul Iman

Shalat Tsubutul Iman


Shalat Tsubutul Iman adalah shalat dua rakaat yang dikerjakan setelah shalat Maghrib dengan tujuan agar Allah SWT memberikan ketetapan iman dan keteguhan hati untuk menjalankan perintah-perintahnya-Nya. Para anggota tarekat atau jama’ah thareqah secara rutin mengerjakan shalat ini dan biasanya dilakukan dengan para anggota tarekat yang lainnya secara berjama’ah.

Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang ingin imannya dijaga oleh Allah SWT hendaklah ia shalat dua rakaat setelah shalat sunat ba’diyah maghrib dengan membaca surat Al-Fatihah pada setiap rakaat, dan surat Al-Ihlas 6 kali. (Dalam Kitab I’anatut Thalibin Juz I, hal 258)

Cara pelaksanaan shalat ini sangat sederhana: Usai mengerjakan shalat sunat maghrib dua raka’at atau biasa disebut shalat Ba’diyah Maghrib, seseorang berdiri lagi dan mengangkat tangan sambil membaca takbiratul ihram ”Allahuakbar” dengan niat melakukan shalat sunat Tsubutul Iman. Atau sebelum bertakbir dia membaca lafadz niat: ”Ushalli Sunnatan litsubutil imani rak’ataini lillahi ta’ala.”

Usai takbir dan membaca surat Al-Fatihah diteruskan dengan membaca surat Al-Ihlas: “Qul’ Huwallahuahad...” masing-masing 6 kali setiap rakaat. Adapun bacaan ketika melakukan ruku’ i’tidal, sujud duduk dan tasyahud seperti pada shalat-shalat biasanya.

Dalam hadits di atas, Nabi Muhammad SAW tidak memerintahkan shalat ini dikerjakan secara berjamaah. Para ulama berbeda pendapat apakah shalat disunnatkan dikerjakan secara berjama’ah. Dalam kitab Nihayatuz Zain dijelaskan, beberapa ulama berpendapat, shalat yang tidak disyariatkan dilakukan dengan berjama’ah akan menyalahi keutamaannya. (Nihayatuz Zain, hal 99)

Pendapat lain yang lebih kuat dijelaskan dalam kitab yang sama bahwa tidak dilarang melaksanakan slalat sunat tsubutul iman secara berjamaah, bahkan keutamaan pahalanya kan semakin berlipat.

Shalat tsubutul iman yang dilakukan secara berjamaah, sebagaimana dilakukan oleh para jama’ah thariqah, melafadzkan bacaan secara pelan (sirri) meskipun dikerjakan dalam waktu waktu jahr (waktu-waktu yang diperintahkan untuk mengeraskan bacaan takbir, Al-Fathihah dan surat, serta salam ketika melakukan shalat berjamaah, yakni waktu Maghrib, Isya dan Subuh).

Terlepas apakah shalat Tsubutul Iman dikerjakan secara berjamaah atau tidak, anjuran atau kesunnahan melakukan shalat ini tidak diragukan lagi. Sekali lagi, agar mereka yang mengerjakannya diberi ketetapan iman dalam kondisi batin seperti apapun.

Sejarah Ahlussunnah wal Jama’ah

Sejarah Ahlussunnah wal Jama’ah


Sebenarnya sistem pemahaman Islam menurut Ahlussunnah wal Jama’ah hanya merupakan kelangsungan desain yang dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur-rasyidin. Namun sistem ini kemudian menonjol setelah lahirnya madzhab Mu’tazilah pada abad ke II H.

Seorang Ulama’ besar bernama Al-Imam Al-Bashry dari golongan At-Tabi’in di Bashrah mempunyai sebuah majlis ta’lim, tempat mengembangkan dan memancarkan ilmu Islam. Beliau wafat tahun 110 H. Diantara murid beliau, bernama Washil bin Atha’. Ia adalah salah seorang murid yang pandai dan fasih dalam bahasa Arab.

Pada suatu ketika timbul masalah antara guru dan murid, tentang seorang mu’min yang melakukan dosa besar. Pertanyaan yang diajukannya, apakah dia masih tetap mu’min atau tidak? Jawaban Al-Imam Hasan Al-Bashry, “Dia tetap mu’min selama ia beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi dia fasik dengan perbuatan maksiatnya.” Keterangan ini berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits karena Al-Imam Hasan Al-Bashry mempergunakan dalil akal tetapi lebih mengutamakan dalil Qur’an dan Hadits.

Dalil yang dimaksud, sebagai berikut; pertama, dalam surat An-Nisa’: 48;

اِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُاَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُمَادُوْنَ ذلِكَ ِلمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِافْتَرَى اِثْمًاعَظِيْمًا (النساء : 48.

“Sesungguhnya Allah tidak mempunyai dosa seseorang karena Ia disekutukan, tetapi Allah mengampuni dosa selian itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang mempersekutukan Tuhan ia telah membuat dosa yang sangat besar.”

Kedua, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

عَنْ اَبِى ذَرٍ رَضِىَاللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتِانِى اتٍ مِنْ رَبىِ فَأَخْبَرَنِى اَنَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ اُمَّتِى لاَيُشْرِكُ بِاللهِ دَخَلَ اْلجَنَّةَ. قُلْتُ: وَاِنْ زَنىَ وَاِنْ شَرَقَ. قَالَ وَاِنْ زَنىَ وَاِنْ سَرَقَ رواه البخارى ومسلم.

“Dari shahabat Abu Dzarrin berkata; Rasulullah SAW bersabda: Datang kepadaku pesuruh Allah menyampaikan kepadamu. Barang siapa yang mati dari umatku sedang ia tidak mempersekutukan Allah maka ia akan masuk surga, lalu saya (Abu Dzarrin) berkata; walaupun ia pernah berzina dan mencuri ? berkata (Rasul) : meskipun ia telah berzina dan mencuri.” (Diriwayatkan Bukhari dan Muslim).

فَيَقُوْلُ وَعِزَّتِى وَجَللاَ لِى وَكِبْرِيَانِى وَعَظَمَتِى لأَُخْرِجَنَّ مِنْهَا مَنْ قَالَ لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ. رواه البخارى.

“Allah berfirman: Demi kegagahanku dan kebesaranku dan demi ketinggian serta keagunganku, benar akan aku keluarkan dari neraka orang yang mengucapkan; Tiada Tuhan selain Allah.”

Tetapi, jawaban gurunya tersebut, ditanggapi berbeda oleh muridnya, Washil bin Atha’. Menurut Washil, orang mu’min yang melakukan dosa besar itu sudah bukan mu’min lagi. Sebab menurut pandangannya, “bagaimana mungkin, seorang mu’min melakukan dosa besar? Jika melakukan dosa besar, berarti iman yang ada padanya itu iman dusta.”

Kemudian, dalam perkembangan berikutnya, sang murid tersebut dikucilkan oleh gurunya. Hingga ke pojok masjid dan dipisah dari jama’ahnya. Karena peristiwa demikian itu Washil disebut mu’tazilah, yakni orang yang diasingkan. Adapun beberapa teman yang bergabung bersama Washil bin Atha’, antara lain bernama Amr bin Ubaid.

Selanjutnya, mereka memproklamirkan kelompoknya dengan sebutan Mu’tazilah. Kelompok ini, ternyata dalam cara berfikirnya, juga dipengaruhi oleh ilmu dan falsafat Yunani. Sehingga, terkadang mereka terlalu berani menafsirkan Al-Qur’an sejalan dengan akalnya. Kelompok semacam ini, dalam sejarahnya terpecah menjadi golongan-golongan yang tidak terhitung karena tiap-tiap mereka mempunyai pandangan sendiri-sendiri. Bahkan, diantara mereka ada yang terlalu ekstrim, berani menolak Al-Qur’an dan Assunnah, bila bertentangan dengan pertimabangan akalnya.

Semenjak itulah maka para ulama’ yang mengutamakan dalil al-Qur’an dan Hadits namun tetap menghargai akal pikiran mulai memasyarakatkan cara dan sistem mereka di dalam memahami agama. Kelompok ini kemudian disebut kelompok Ahlussunnah wal Jama’ah. Sebenarnya pola pemikiran model terakhir ini hanya merupakan kelangsungan dari sistem pemahaman agama yang telah berlaku semenjak Rasulullah SAW dan para shahabatnya.

Sedekah Sunat yang Menjadi Wajib

Sedekah Sunat yang Menjadi Wajib

Memberi sedekah hukumnya sunnah muakkad alias sangat dianjurkan sebagaimana sering dijelaskan, namun juga bisa menjadi haram ketika orang yang bersedekah mengetahui bahwa pemberian sedekahnya akan digunakan untuk keperluan maksiat.

Sedekah sunat juga bisa menjadi wajib ketika, misalnya, seseorang menjumpai orang lain dalam keadaan sangat membutuhkan makanan sementara dia mempunyai makanan yang bisa diberikan. Dengan kata lain, diwajibkan menyerahkan harta yang dimiliki selagi tidak dibutuhkan seketika itu.

Untuk menggambarkan derajat keutamaan bersedekah Imam As-Suyuti merinci pahala sedekah kedalam lima macam. Pertama, satu digantikan sepuluh yakni sedekah pada orang yang sehat jasmani. Kedua, satu digantikan sembilan puluh yakni sedekah kepada orang yang buta (cacat). Ketiga, satu digantikan sembilan ratus yakni sedekah kepada kerabat yang membutuhkan. Keempat, satu digantikan seratus ribu yakni sedekah kepada orang tua. Kelima, satu diganti sembilan ratus ribu yakni kepda seorang ulama yang sangat mumpuni pemahaman keagamaannya.

Secara dilematis dipertanyakan kepada kita, lebih utama manakah mencari harta untuk semata-mata beribadah kepada Allah atau dengan niatan untuk disedekahkan kepada orang yang membutuhkan? Sulit dan kelihatannya tidak untuk dijawab karena kedua-duanya sama benarnya. Hanya saja, kita perlu menimbang-nimbang dampak positif atau negatif dari setiap tindakan; bertindak sesuai dengan pertimbangan dan tidak melulu menuruti nalurinya yang selalu menginginkan keringanan hidup dan kesenangan diri (termasuk dalam menginginkan pahala).

Imam Ghazali berpendapat bahwa orang kaya yang bersyukur itu lebih baik daripada orang miskin yang sabar. Bersyukur dalam pengertian bahwa nafsu memiliki hartanya sama seperti orang miskin. Dia hanya akan membelanjakan hartanya untuk kebutuhan-kebutuhan pokok. Juga mampu menahan diri dari keinginan konsumtif karena dia ingat betul bahwa banyak orang yang sedang membutuhkan hartanya.

Namun kalangan sufi lainnya sustru bersikukuh, ”Orang miskin yang sabar itu lebih utama dari semuanya!”

(Dikutip dari kitab Bughyatul Mustarsyidin karangan Syeikh Ba’lawi bab shadaqatut thathowwu’, Darul Fiqr hlm

Dewasalah dalam menyikapi berzina!

Assalamu ’alaikum Wb. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua.
Dalam kesempatan ini, tema yang paling urgent di kalangan remaja dan dewasa adalah Dewasalah dalam menyikapi berzina!
Suatu kata yang sengaja ditulis untuk memahamkan kita untuk mengenal perilaku zina, dewasa memahaminya, dewasa mengambil keputusan corak ragam pemikiran manusia tentang zina tersebut.
Walaupun hanya beberapa kalimat namun tingginya makna diri pada hati yang tergugah dan tenang sekalipun itu pedih.
Allah telah berfirman :

Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
Sungguh Allah telah memerintahkan kaum lelaki dan wanita untuk menahan pandangan dan kemaluaan dari sesuatu yang haram. Apakah yang haram itu?
Dalam salamun taufiq disebutkan maksiat kelamin yang dilaknat Allah adalah:
1.Zina
2.Liwath (lewat dubur)
3.Menjima’(menyetubuhi) binatang walaupun miliknya
4.Mengeluarkan air mani dengan selain tangan istri (khusus pria) termasuk onani (red)
5.Menjima’ Istri yang sedang haid, nifas atau setelah tetesan darahnya berhenti tetapi belum mandi wajib.
6.Membuka aurat di depan orang yang haram melihatnya
7.Menghadap ke arah kiblat atau membelakangi ketika membuang hajat
8.Membuang hajat di atas kuburan atau duduk diatasnya
Dalam alqur’an dikuatkan pula


68. Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),


Selain itu sahabat-sahabat nabi meriwayatkan “ Takutilah perbuatan zina, sebab disana ada 6 hal : 3 didunia dan 3-nya diakrerat.
Tiga balasan didunia ialah
(1) kurang rezeki
(2) putusnya ajal, dan
(3) muram wajahnya.
Tiga hal diakherat ialah
1.murka Allah,
2.siksaan dahsyat pedihnya,
3.dan masuk neraka.”

Ya Allah...! berhati-hatilah wahai sahabat...!terhadap syaethon , karena tipu muslihat setan sangatlah hebat. Sejarah telah mencatat dengan jelas. Nabi Adam as. Dikeluarkan oleh Allah dari surga karena bujukan seorang wanita yang dipengaruhi oleh Iblis. Lantas bagaimana dengan kita manusia biasa. Manusia berkedudukan nabipun tidak lepas dari akal busuk syaithon, apalagi kita manusia berlumur dosa. Maka dari itu berhati-hatilah wahai sahabat terhadap bujuk rayuan iblis dan wanita yang tidak sholehah.

DINERAKA 500 TAHUN>>>Balasannya.

Dikisahkan dalam kitab mukasyafatul qulub:
Seorang sahabat Abdullah bin umar duduk-duduk dipintu rumahnya. Ia meliahat pemuda tampan, abdullah lari masuk rumah dan menguncinya. Beberapa saat kemudian bertanya : ”Fitnah itu sudah pergi atau belum!” Mereka menjawab : ”Sudah pergi.” maka abdullah keluar dari rumah.
Ada yang bertanya, ”Wahai Abdullah, apa yang dilakukan anak itu terhadap kamu!Apa ada sesuatu yang kau dengar dari Rosulullah mengenai dia!”
Abdullah menjawab,”memandang mereka itu haram, berbicara atau berkumpul juga haram!”
Al Qadli Al Imam rh. Berkata : “Aku pernah mendengar seorang masyayikh berkata : Setiap wanita ada satu syetan, dan syetan setiap anak remaja terdapat 18 syetan.”. Ada riwayat:“Barang siapa yang mencium anak remaja dengan syahwat, Allah ta’ala akan menyiksa dineraka 500 tahun. Dan barang siapa yang mencium wanita dengan syhwat, seolah-olah ia berzina dengan 70 perawan. Dan barang siapa yang berzina perawan maka ia ibaratnya berzina dengan 70.000 janda.”

Dan nanti alam barzah keadaan manusiapun keluar dari kubur tanpa pakaian, tidak berkasut dan sebagainya. Mereka bertelanjang bulat tanpa seurat benang pun dibadan. Dalam masa bangkit itu, manusia dalam keadaan bermacam-macam rupa.
Lantas Balasan orang Pezina?
Yang berjalan dengan kepala di bawah dan kaki di atas langit.Darah dan nanah sentiasa mengalir dari kemaluan mereka.Mereka itu suka berbuat zina semasa hidup.

Sekarang saatnya lihat disekeliling kita, anak muda-mudi berpacaran, ada yang ditempat sepi atau bahkan pacaran secara terang-terang. Pacaran sudah jelas hukumnya, HARAM. Karena pacaran itu mendekati pezinahan. Pantaskah itu dilakukan seorang mukmin sejati? Bahkan bisa dikatakan dewasakah dalam memahami zina, dengan alasan ta’aruf atau mengenal calon istri. Benar atau tidak niatnya, yang jelas Islam mengharamkan.

Coba dengar kisah Rosulullah.
Suatu waktu Nabi Muhammad saw duduk bersama para sahabat, muncul seorang pemuda berjumpa Nabi lalu berkata "Izinkanlah saya untuk berzina." Mendengar perkataan yang biadab itu, sahabat-sahabat terpinga-pinga dan merasa marah.

Namun Nabi Muhammad bersikap tenang dan melayan dengan baik. Baginda menyuruh pemuda itu hampir kepadanya lalu bertanya "Mahukah engkau berzina dengan ibumu?" Pemuda itu menjawab "Tidak!". Lantas Nabi bersabda "Kalau begitu, orang-orang lain juga tidak suka berbuat jahat kepada ibu-ibu mereka." Nabi kemudian mengajukan soalan kedua "Sukakah kamu berbuat jahat dengan saudara perempuanmu sendiri? atau sukakah kamu sekiranya isteri kamu dinodai orang?" Kesemua soalan itu dijawab oleh pemuda itu dengan "Tidak!".

Rasulullah saw kemudian meletakkan tangannya yang mulia ke atas pemuda itu sambil berdoa "Ya Allah, sucikanlah hati pemuda ini. Ampunkanlah dosanya dan peliharakanlah dia dari melakukan zina." Sejak peristiwa itu, tiadalah perkara yang paling dibenci oleh pemuda itu selain zina.
Allahu ’alam bishowb

Penulis
Nuryahman atau abdullah mustaghfiri asror
Artikel ini dapat didownload di Http/nuryahman.blogspot.com atau http/abdullah.asror.googlepages.com/home
0856 269 3 269

ILMU dan ULAMA(*)

ILMU dan ULAMA(*)
(Intisari disampaikan KH. Yahya Mutamakin dalam Kajian minggu kliwon
kitab ihyaa Ulumuddinpada 13 Mei 2007 di Ponpes Madinatul Munawaroh, Semarang)

Tiap zaman selalu ada perubahan, entah menjadi baik atau malah tambah buruk. Dan tiap zaman pasti juga ada ulama-ulama atau kyai yang meninggal, dan setiap ulama wafat maka ada ilmu agama yang terkubur meninggalkan dunia ini. Namun semua itu sudah suratan takdir dari Allah maha pencipta. Semakain lama zaman ini mendekati kehancuran, kegelapan tanpa nur ilahi dengan mengambil penopang-penopang dunia ini yakni Ilmu.
Sebuah realita dimasyarakat ini mana lebih banyak pengunjung antara pengunjung konser dengan pengunjung pengajiaan? Tentu jawaban pengunjung konser.
Mengapa umat ini lebih senang konser dari pada pengajiaan? Masihkah ingat sabda Rosulullah SAW: “ Sesungguhnya Allah sangat senang kepada orang duduk berjumbel(berdempetan) dalam rahmat. Karena amalan yang menghilangkan sifat takabur.”
Hadist lainnya: “ Tidak akan masuk surga orang yang mempunyai sifat takabur walaupun sebesar debu (atom).”
Dari kedua hadist tersebut ada dua hikmah menuntut ilmu:
1.Dekat rahmat Allah
2.Hilang Sifat takabur
Diceritakan oleh umar ra. : “ Terkadang seseorang menghadiri majelis Ilmu, ia dibebani dosa sebesar gunung, namun pada saat dimajelis ilmu mengharapkan ridho Allah, maka Ia sepulang dari majelis Ilmu ia ibarat Bayi tanpa dosa yang baru lahir.”

Maka dari itu wahai sahabat jikalau ada ada niatan untuk menghadiri majelis ilmu, maka datanglahlah karena datangnya niatan tersebut tidak setiap waktu bahkan biasa setahun hanya sekali. Setiap kita niat hati kebaikan maka allah akan membuka 70 pintu taufiq dan setiap langkah kita menuju kebaikan adalah shodaqoh. Bahkan allah akan melipatkan pahala berlibat ganda dan rahmat serta fadholnya Allah dengan kemulyaanNYA.
Sebagaimana yang disebutkan Alqur’an



Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.(AzZalzalah : 7)
Selain itu dalam Surat Al-An’am : 160


Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).


Kalau kita perhatikan dengan seksama kitab-kitab karangan ulama serta hadist-hadist rosulullah sangat banyak sekali fadlilah dari menuntut ilmu, namun sekarang semua tergantung pada kita mau tidak?
Tuntutlah ilmu pada ulama-ulama yang sholeh, ulama yang benar dijalan Allah karena zaman ini semakin rusak maka banyak yang mengatas namakan ulama, tapi kenyataan ulama gadungan. Lantas bagaimana criteria kyai atau ulama yang sholeh?
Dikisahklan suatu hari KH. Hasyim Asy’ari (Pendiri NU) ditanya, Kyai itu Apa?Seperti Apa? Dan beliau menjawab: “Seperti di Ihya Ulumuddin.” Jawaban singkat dan jelas.

Kriteria Ulama yang bias dijadikan Panutan menurut Ihya Ulumuddin (Karangan Imam Ghozali) Sebagai berikut:
1.Abidan (Ahli/ Hoby Ibadah)
2.Zuhud terhadap dunia (Menjauhi Urusan Dunia)
3.Ilmu Akherat Mumpuni (Ilmu terhadap agama sangat tinggi)
4.Berwawasan luas terhadap kemaslahatan umat
5.bercita-cita untuk ridho Allah (Ikhlas dan ridho untuk Allah semata)

ikutilah ulama yang sholeh maka engkau akan selamat didunia dan akherat sebagai contoh Imam Safi’I ra. Beliau adalah Imam fiqh ahlusunnah wal jama’ah madzab Safi’i
beliau sewaktu bulan ramadhan menghatamkan Alqur’an 60X didalam Sholatnya,beliau juga membagi malam-malamnya dengan 3 bagian
1.1/3 malam untuk Ilmu
2.1/3 malam untuk tidur
3.1/3 malam untuk Allah
Dalam riwayat lain Imam syafi’I tidak pernah kenyang dalam 16 tahun, yang menjadi tidak pernah kenyang makan untuk jangka 16 tahun? Beliau menjawab : orang kenyang akan membawa :
1.Berat badan
2.Keras hati (sulit merasakan ilmu,nur ilahi, hidayah dan inayah)
3.Hilang kecerdasan
4.Membawa tidur

Akhir kata Wal ‘Afwu

Ini hanya sebagian kecil dari intisari yang disampaikan guru saya AbdulWahid. Yahya Mutamakin dibuku harian saya.
Kajian yang beliau sampaikan,yang belum kami ditulis tentang ketentuan Madzab, Tarikh Ulama-Ulama,Bahaya Lisan





(*)Ditulis Abdullah Mustaghfirin Asror(Nuryahman)Alumni PMII Galang Sewu POLINES
Artikel ini dapat didownload di Http/nuryahman.blogspot.com atau http/abdullah.asror.googlepages.com/home

Bilamana ada yang ditanyakan silahkan hubungi di 0856 269 3 269 atau di email : yahman_sinne@telkom.net

Kami juga mengkoleksi
ribuan MP3 sholawat dari Ponpes-ponpes diJawa:
PP. Langitan, PP. Tebu Ireng, PP. Jombang, PP. Walisongo ,Asnawiyyah, Al Banjari, Al madaniyyah, dll
Juga mengoleksi puluhan versi Maulid Simthudduror (MP3) dari Habib Anis, Solo. Habib Lutfi Pekalongan, Hadad Alwi, dll
Kajian Islam dari Hadrotus syaikh Ahmad Asrori, AA’gym, Zainuddin MZ, Ulama lainnya
dan Ribuan Lagu Islami, Nasyid, Qosidah dll
Silahakan Mengcopy Gratis, kok

Hakiki dalam Bernikmat

Hakiki dalam Bernikmat

Sebuah kenikmatan di dunia ini adalah rahmat dari Allah SWT, dari nikmat jasmani maupun nikmat rohani. Allah memberikan nikmat dunia tanpa ada batasan antara mukmin maupun kafir yang tidak pernah terputuskan walaupun kita sedang tertidur. Bahkan karena kemurahan Allah atas satu nikmat mata belum tentu kita ibadah 100 tahun belum mampu menganti dengan seimbang kenikmatan mata yang Allah berikan kepada kita.
Ada sebuah kenikmatan yang allah berikan kepada kita namun kita selalu melupakannya, bahkan karena tingginya derajat kenikmatan tersebut, setan selalu mengincar dan menggodanya agar umat manusia lalai dan khilaf. Kenikmatan tersebut ialah nikmat sehat dan nikmat kesempatan.
Rosulullah bersabda dari Ibnu abbas ra.
”Terdapat dua kenikmatan dimana sebagaian besar manusia justru terpedaya dengan keduanya, yaitu kesehatan dan kesempatan.”
Segala sesuatu bisa diraih jika kita sehat. Ingin Ibadah khusuk? Ingin kaya? Ingin bekerja? Ingin menuntut ilmu? Ingin makan? Singkat cerita ingin bahagia dunia akherat? Jawabannya hanya SEHAT.
Dalam Tanbighul Ghofilun disebutkan dari Bakar Abdullah Al Mazaniy berkata: ”Barang Siapa merupakan muslim dan berbadan sehat, maka telah bersatu dalam dirinya puncat kenikmatan dunia dan puncak kenikmatan akherat, karena puncak kenikmatan dunia adalah kesehatan dan puncak kenikmatan akherat adalah Islam.’
Kenikmatan kedua yang sering dilupakan adalah nikmat kesempatan (mumpung bhs jawa). Wahai sahabat ingat petuah ulama: ”Jagalah dirimu dari 5 hal yang telah datang sebelum 5 hal yang akan datang didunia ini:
1.Kaya sebelum miskin
2.Sehat sebelum sakit
3.Luang sebelum sempit
4.Hidup sebelum mati
5.Muda sebelum tua
Ada seorang orang tua berkata : ”Andaikan aku bisa muda lagi aku akan ceritakan betapa payahnya tua itu.”
Maka dari itu wahai pemuda, harapan bangsa, harapan agama, harapan kedua orang tua! Gunakan masa mudamu untuk dapat berguna, untuk ibadah kepada Allah sebelum masa tuamu datang. Coba lihat orang-orang yang sudah tua, Jalan sudah susah, Sakit-sakitan, makan tidak nyaman karena ompong, badan loyo bahkan bisa dikatakan hidupnya hanya tinggal menunggu giliran untuk dibunuh malaikat isroil.
Waktu akan selalu berjalan dan tidak akan kembali lagi dan siapa yang tidak rugi? Allah berfirman dalam Al Asr

1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Suatu suatu peringatan di hari akherat nanti bumi akan bercerita tentang perilaku kita dan dia pula nanti menjadi saksi hidup.
Al kisah dari Yahya Mutamakin (Semarang)
Suatu saat Isroil diperintahkan oleh Allah untuk menjemput Rosulullah, namun sebelum dijemput Rosulullah memohon permintaan pada Allah yakni (1) ½ Umatku masuk surga, (2) Hak memberi Syafaat yang bersholawat untuk aku.
Dan akhirNya doa itu di Ijabahi Allah
Rosulullahpun bergembira dan bersabda: ”Semua umatku masuk surga kecuali yang tidak mau sholawat, barang siapa yang tidak taat aku (rosul) ia masuk neraka.”
Ada dua poin penting yang bisa di jadikan pelajaran yakni :
1.Jaminan Allah terhadap Umat rosullullah masuk surga
2.Urgentsi Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Kalau kita lihat sekarang ini Sangat banyak sholawat yang beredar di dunia islam semuanya baik namun Sholawat yang paling popular adalah simthudduror dan faedahnya adalah
1.Orang membacanya menjadi hatinya tenang.
2.Sebagai tali penghubung Nabi Muhammad SAW.
3.Orang yang duduk bersama-sama diMajelis wajahnya menjadi cahaya (Golongan wajahnya bercahaya di Akherat lebih terang dari matahari) Duduk dalam majelis karena Allah bukan karena kepentingan mereka.
Allahu ‘alam bi showb

Ditulis Abdullah Mustaghfirin Asror(Nuryahman)Alumni PMII Galang Sewu POLINES
Tanggal 4 Mei 2007di Semarang
Artikel ini dapat didownload di Http/nuryahman.blogspot.com atau http/abdullah.asror.googlepages.com/home (Intisari di sampaikan oleh Guru Saya AbdulWahid. Yahya Mutamakin pada tanggal 9 september 2005 di Forum silaturohmi Ulama, takmir masjid dan Mushola daerah Semarang)

ILMU dan ULAMA

Assalamu ’alaikum Wb. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua.
Dalam kesempatan ini, tema yang paling urgent di kalangan remaja dan dewasa adalah Dewasalah dalam menyikapi berzina!
Suatu kata yang sengaja ditulis untuk memahamkan kita untuk mengenal perilaku zina, dewasa memahaminya, dewasa mengambil keputusan corak ragam pemikiran manusia tentang zina tersebut.
Walaupun hanya beberapa kalimat namun tingginya makna diri pada hati yang tergugah dan tenang sekalipun itu pedih.
Allah telah berfirman :

Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
Sungguh Allah telah memerintahkan kaum lelaki dan wanita untuk menahan pandangan dan kemaluaan dari sesuatu yang haram. Apakah yang haram itu?
Dalam salamun taufiq disebutkan maksiat kelamin yang dilaknat Allah adalah:
1.Zina
2.Liwath (lewat dubur)
3.Menjima’(menyetubuhi) binatang walaupun miliknya
4.Mengeluarkan air mani dengan selain tangan istri (khusus pria) termasuk onani (red)
5.Menjima’ Istri yang sedang haid, nifas atau setelah tetesan darahnya berhenti tetapi belum mandi wajib.
6.Membuka aurat di depan orang yang haram melihatnya
7.Menghadap ke arah kiblat atau membelakangi ketika membuang hajat
8.Membuang hajat di atas kuburan atau duduk diatasnya
Dalam alqur’an dikuatkan pula


68. Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),


Selain itu sahabat-sahabat nabi meriwayatkan “ Takutilah perbuatan zina, sebab disana ada 6 hal : 3 didunia dan 3-nya diakrerat.
Tiga balasan didunia ialah
(1) kurang rezeki
(2) putusnya ajal, dan
(3) muram wajahnya.
Tiga hal diakherat ialah
1.murka Allah,
2.siksaan dahsyat pedihnya,
3.dan masuk neraka.”

Ya Allah...! berhati-hatilah wahai sahabat...!terhadap syaethon , karena tipu muslihat setan sangatlah hebat. Sejarah telah mencatat dengan jelas. Nabi Adam as. Dikeluarkan oleh Allah dari surga karena bujukan seorang wanita yang dipengaruhi oleh Iblis. Lantas bagaimana dengan kita manusia biasa. Manusia berkedudukan nabipun tidak lepas dari akal busuk syaithon, apalagi kita manusia berlumur dosa. Maka dari itu berhati-hatilah wahai sahabat terhadap bujuk rayuan iblis dan wanita yang tidak sholehah.

DINERAKA 500 TAHUN>>>Balasannya.

Dikisahkan dalam kitab mukasyafatul qulub:
Seorang sahabat Abdullah bin umar duduk-duduk dipintu rumahnya. Ia meliahat pemuda tampan, abdullah lari masuk rumah dan menguncinya. Beberapa saat kemudian bertanya : ”Fitnah itu sudah pergi atau belum!” Mereka menjawab : ”Sudah pergi.” maka abdullah keluar dari rumah.
Ada yang bertanya, ”Wahai Abdullah, apa yang dilakukan anak itu terhadap kamu!Apa ada sesuatu yang kau dengar dari Rosulullah mengenai dia!”
Abdullah menjawab,”memandang mereka itu haram, berbicara atau berkumpul juga haram!”
Al Qadli Al Imam rh. Berkata : “Aku pernah mendengar seorang masyayikh berkata : Setiap wanita ada satu syetan, dan syetan setiap anak remaja terdapat 18 syetan.”. Ada riwayat:“Barang siapa yang mencium anak remaja dengan syahwat, Allah ta’ala akan menyiksa dineraka 500 tahun. Dan barang siapa yang mencium wanita dengan syhwat, seolah-olah ia berzina dengan 70 perawan. Dan barang siapa yang berzina perawan maka ia ibaratnya berzina dengan 70.000 janda.”

Dan nanti alam barzah keadaan manusiapun keluar dari kubur tanpa pakaian, tidak berkasut dan sebagainya. Mereka bertelanjang bulat tanpa seurat benang pun dibadan. Dalam masa bangkit itu, manusia dalam keadaan bermacam-macam rupa.
Lantas Balasan orang Pezina?
Yang berjalan dengan kepala di bawah dan kaki di atas langit.Darah dan nanah sentiasa mengalir dari kemaluan mereka.Mereka itu suka berbuat zina semasa hidup.

Sekarang saatnya lihat disekeliling kita, anak muda-mudi berpacaran, ada yang ditempat sepi atau bahkan pacaran secara terang-terang. Pacaran sudah jelas hukumnya, HARAM. Karena pacaran itu mendekati pezinahan. Pantaskah itu dilakukan seorang mukmin sejati? Bahkan bisa dikatakan dewasakah dalam memahami zina, dengan alasan ta’aruf atau mengenal calon istri. Benar atau tidak niatnya, yang jelas Islam mengharamkan.

Coba dengar kisah Rosulullah.
Suatu waktu Nabi Muhammad saw duduk bersama para sahabat, muncul seorang pemuda berjumpa Nabi lalu berkata "Izinkanlah saya untuk berzina." Mendengar perkataan yang biadab itu, sahabat-sahabat terpinga-pinga dan merasa marah.

Namun Nabi Muhammad bersikap tenang dan melayan dengan baik. Baginda menyuruh pemuda itu hampir kepadanya lalu bertanya "Mahukah engkau berzina dengan ibumu?" Pemuda itu menjawab "Tidak!". Lantas Nabi bersabda "Kalau begitu, orang-orang lain juga tidak suka berbuat jahat kepada ibu-ibu mereka." Nabi kemudian mengajukan soalan kedua "Sukakah kamu berbuat jahat dengan saudara perempuanmu sendiri? atau sukakah kamu sekiranya isteri kamu dinodai orang?" Kesemua soalan itu dijawab oleh pemuda itu dengan "Tidak!".

Rasulullah saw kemudian meletakkan tangannya yang mulia ke atas pemuda itu sambil berdoa "Ya Allah, sucikanlah hati pemuda ini. Ampunkanlah dosanya dan peliharakanlah dia dari melakukan zina." Sejak peristiwa itu, tiadalah perkara yang paling dibenci oleh pemuda itu selain zina.
Allahu ’alam bishowb

Penulis
Nuryahman atau abdullah mustaghfiri asror
Artikel ini dapat didownload di Http/nuryahman.blogspot.com atau http/abdullah.asror.googlepages.com/home
0856 269 3 269Assalamu ’alaikum Wb. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua.
Dalam kesempatan ini, tema yang paling urgent di kalangan remaja dan dewasa adalah Dewasalah dalam menyikapi berzina!
Suatu kata yang sengaja ditulis untuk memahamkan kita untuk mengenal perilaku zina, dewasa memahaminya, dewasa mengambil keputusan corak ragam pemikiran manusia tentang zina tersebut.
Walaupun hanya beberapa kalimat namun tingginya makna diri pada hati yang tergugah dan tenang sekalipun itu pedih.
Allah telah berfirman :

Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
Sungguh Allah telah memerintahkan kaum lelaki dan wanita untuk menahan pandangan dan kemaluaan dari sesuatu yang haram. Apakah yang haram itu?
Dalam salamun taufiq disebutkan maksiat kelamin yang dilaknat Allah adalah:
1.Zina
2.Liwath (lewat dubur)
3.Menjima’(menyetubuhi) binatang walaupun miliknya
4.Mengeluarkan air mani dengan selain tangan istri (khusus pria) termasuk onani (red)
5.Menjima’ Istri yang sedang haid, nifas atau setelah tetesan darahnya berhenti tetapi belum mandi wajib.
6.Membuka aurat di depan orang yang haram melihatnya
7.Menghadap ke arah kiblat atau membelakangi ketika membuang hajat
8.Membuang hajat di atas kuburan atau duduk diatasnya
Dalam alqur’an dikuatkan pula


68. Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),


Selain itu sahabat-sahabat nabi meriwayatkan “ Takutilah perbuatan zina, sebab disana ada 6 hal : 3 didunia dan 3-nya diakrerat.
Tiga balasan didunia ialah
(1) kurang rezeki
(2) putusnya ajal, dan
(3) muram wajahnya.
Tiga hal diakherat ialah
1.murka Allah,
2.siksaan dahsyat pedihnya,
3.dan masuk neraka.”

Ya Allah...! berhati-hatilah wahai sahabat...!terhadap syaethon , karena tipu muslihat setan sangatlah hebat. Sejarah telah mencatat dengan jelas. Nabi Adam as. Dikeluarkan oleh Allah dari surga karena bujukan seorang wanita yang dipengaruhi oleh Iblis. Lantas bagaimana dengan kita manusia biasa. Manusia berkedudukan nabipun tidak lepas dari akal busuk syaithon, apalagi kita manusia berlumur dosa. Maka dari itu berhati-hatilah wahai sahabat terhadap bujuk rayuan iblis dan wanita yang tidak sholehah.

DINERAKA 500 TAHUN>>>Balasannya.

Dikisahkan dalam kitab mukasyafatul qulub:
Seorang sahabat Abdullah bin umar duduk-duduk dipintu rumahnya. Ia meliahat pemuda tampan, abdullah lari masuk rumah dan menguncinya. Beberapa saat kemudian bertanya : ”Fitnah itu sudah pergi atau belum!” Mereka menjawab : ”Sudah pergi.” maka abdullah keluar dari rumah.
Ada yang bertanya, ”Wahai Abdullah, apa yang dilakukan anak itu terhadap kamu!Apa ada sesuatu yang kau dengar dari Rosulullah mengenai dia!”
Abdullah menjawab,”memandang mereka itu haram, berbicara atau berkumpul juga haram!”
Al Qadli Al Imam rh. Berkata : “Aku pernah mendengar seorang masyayikh berkata : Setiap wanita ada satu syetan, dan syetan setiap anak remaja terdapat 18 syetan.”. Ada riwayat:“Barang siapa yang mencium anak remaja dengan syahwat, Allah ta’ala akan menyiksa dineraka 500 tahun. Dan barang siapa yang mencium wanita dengan syhwat, seolah-olah ia berzina dengan 70 perawan. Dan barang siapa yang berzina perawan maka ia ibaratnya berzina dengan 70.000 janda.”

Dan nanti alam barzah keadaan manusiapun keluar dari kubur tanpa pakaian, tidak berkasut dan sebagainya. Mereka bertelanjang bulat tanpa seurat benang pun dibadan. Dalam masa bangkit itu, manusia dalam keadaan bermacam-macam rupa.
Lantas Balasan orang Pezina?
Yang berjalan dengan kepala di bawah dan kaki di atas langit.Darah dan nanah sentiasa mengalir dari kemaluan mereka.Mereka itu suka berbuat zina semasa hidup.

Sekarang saatnya lihat disekeliling kita, anak muda-mudi berpacaran, ada yang ditempat sepi atau bahkan pacaran secara terang-terang. Pacaran sudah jelas hukumnya, HARAM. Karena pacaran itu mendekati pezinahan. Pantaskah itu dilakukan seorang mukmin sejati? Bahkan bisa dikatakan dewasakah dalam memahami zina, dengan alasan ta’aruf atau mengenal calon istri. Benar atau tidak niatnya, yang jelas Islam mengharamkan.

Coba dengar kisah Rosulullah.
Suatu waktu Nabi Muhammad saw duduk bersama para sahabat, muncul seorang pemuda berjumpa Nabi lalu berkata "Izinkanlah saya untuk berzina." Mendengar perkataan yang biadab itu, sahabat-sahabat terpinga-pinga dan merasa marah.

Namun Nabi Muhammad bersikap tenang dan melayan dengan baik. Baginda menyuruh pemuda itu hampir kepadanya lalu bertanya "Mahukah engkau berzina dengan ibumu?" Pemuda itu menjawab "Tidak!". Lantas Nabi bersabda "Kalau begitu, orang-orang lain juga tidak suka berbuat jahat kepada ibu-ibu mereka." Nabi kemudian mengajukan soalan kedua "Sukakah kamu berbuat jahat dengan saudara perempuanmu sendiri? atau sukakah kamu sekiranya isteri kamu dinodai orang?" Kesemua soalan itu dijawab oleh pemuda itu dengan "Tidak!".

Rasulullah saw kemudian meletakkan tangannya yang mulia ke atas pemuda itu sambil berdoa "Ya Allah, sucikanlah hati pemuda ini. Ampunkanlah dosanya dan peliharakanlah dia dari melakukan zina." Sejak peristiwa itu, tiadalah perkara yang paling dibenci oleh pemuda itu selain zina.
Allahu ’alam bishowb

Penulis
Nuryahman atau abdullah mustaghfiri asror
Artikel ini dapat didownload di Http/nuryahman.blogspot.com atau http/abdullah.asror.googlepages.com/home
0856 269 3 269